Yang Tertinggal di Pendakian Gunung Slamet (Part 2)

Jadi cerita ini lanjutan dari cerita sebelumnya, untuk part 2 sendiri gue akan menceritakan dari cerita Maul dan mereka yang bersamanya. Perlu kalian ketahui, kami resmi pisah rombongan dengan Maul, Dada dan Ono semenjak di pos 2. Kami baru bertemu kembali dengan mereka pada Minggu 21 April 2019.

Jumat, 19 April 2019.

Hari itu Maul kebagian tugas untuk sweeping rombongan, persis di depannya ada Dada dan Ono. Perlu kalian ketahui jarak dari basecamp bambangan menuju pos 1 cukup jauh, normalnya bisa ditembuh dalam kurung waktu satu jam tapi nyatanya kami menempuh jalur tersebut selama 1,5 jam. Maul yang berada di posisi paling belakang lebih banyak berhenti karena harus menunggu Ono yang menurutnya kesulitan mengatur bernafas (ya maap kan baru pertama naik huhu). Kami akhirnya berpisah menjadi 3 group. Saat di pos 1 bayangan kami bertemu kembali, menyusun ulang isi tas dan melanjutkan perjalanan menuju pos 1 sementara sebagian masih mencoba istirahat termasuk Maul, Dada dan Ono.

Kami akhirnya tiba di pos 1, gue mulai mengeluarkan camilan dan minum untuk menghilangkan dahaga (inget banget gue, milo cube gue abis dicolong Sapri sue!). Asli dari basecamp ke pos 1 menurut gue lumayan nguras tenaga. Di pos tersebut kami masih berformasi lengkap, tapi sayangnya Ono sudah terlihat pucat, nafanya tidak beraturan, wah kacau juga nih anak. Ono pun memilih untuk istirahat, sementara Nawa dan Amel mulai jalan terlebih dahulu dilanjut oleh Anas, gue, Sapri kemudian El, sisanya ada di belakang. Jalur dari pos 1 menuju pos 2 lumayan sempit, jenisnya tanah bebatuan jadi lumayan licin apalagi saat itu musim hujan. Banyak ranting pohon yang menghalangi jalan, batuan kecil juga menurut gue bagai sandungan yang kalau lo gak liat, bisa bikin kaki sakit juga. Vegetasi masih sangat rapat karena masih berada di ketinggian kurang lebih 2000 MDPL. 

Dada menjadi sweeping untuk sementara, Maul dan Bivak berada di depan sementara di depannya lagi ada Mamad dan Arum yang hampir menyusul kami. Kala itu Maul menyuruh bivak untuk terus jalan karena ia mau melimpir untuk panggilan alam (usus pendek soalnya doi). Saat Maul sedang BAB, Dada dan Ono masih melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Tapi ternyata Maul selesai BAB, mereka akhirnya bertemu di jalur jadilah mereka berada di posisi paling belakang dan Dada masih menjadi sweeper. Hujan pun turun deras mereka masih melanjutkan perjalanan, sementara kami sudah sampai di pos 2. Maul yang berjalan lebih cepat karena hujan, tanpa sadar meninggalkan Dada dan Ono.

Kami hampir setengah jam berada di pos 2, kemudian Maul datang sendiri sempat bingung karena awalnya Bivak bilang kalau dia BAB dulu. Akhirnya dia lanjut makan sementara kami menahan dingin sampai menggigil karena kejebak hujan. Pukul tiga sore kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, Maul tetap menunggu di pos 2. Akhirnya kami pun berpisah.


Mulai dari sini kata ganti Gue, itu berarti untuk Maul ya! Karena ini cerita dari sisi Maul.


Gue akhirnya sampai di pos 2, sendirian dan tanpa sadar meninggalkan Dada dan Ono. Hujan masih turun tapi entah ini menjadi untung atau sial ketika gue sampai di pos 2 hujan makin deras dan gue gatau gimana keadaan Ono dan Dada. Gue langsung makan di situ, istirahat dan ngerokok. Nawa dan El berangkat lebih dulu dari kita semua, pastinya mau booking tempat karena rame banget bos. Hampir satu jam kami tertahan, akhirnya setelah berunding keluarlah kesepakatan kalau semua berangkat dan gue menunggu Dada dan Ono di pos 2. Selang 15 menit mereka pergi, Dada dan Ono akhirnya datang. Mereka menanyakan keberadaan yang lain, sampai akhirnya mereka makan dan tidur sejenak untuk mengumpulkan tenaga.

Pukul empat sore kami akhirnya berangkat menyusul yang lainnya, jalanan yang becek dan licin masih terus berusaha membuat kaki kami terpeleset. Sekitar 45 menit kami mencapai pos 3, sayangnya gue gak ketemu sama anak - anak yang lain. Kembali lagi gue dan yang lainnya jajan es intisari eh nutrisari di warung pos. Suasananya masih mendung, entah mendung atau kabut tapi sepertinya hujan masih akan turun. Setelah istirahat dan minum kami lanjutkan perjalanan menuju pos 4. Hujan turun kembali rintik, gue akhirnya menyuruh mereka untuk kembali memakai ponco. Di jalur menuju pos 4 gue mulai merasa ada hal aneh, entah darimana asalnya tiba - tiba ada burung hitam yang gue asumsikan itu burung Jalak. Burung tersebut persis ada di depan gue seakan dia menyambut gue dan rombongan, gue alihkan pandangan gue ke Dada buat ngasih tanda mau lanjut atau gimana? Dada pun meminta lanjut. Oiya di sini posisinya gue di depan, Ono dan Dada di belakang. Langit sudah menunjukan kemerahannya, hampir menjelang Maghrib kami masih berada di jalur menuju pos 4. Sepi, cuma ada kami bertiga dan tidak ada pendaki lain, aneh. Kami terus berjalan sampai akhirnya tiba adzan maghrib kami pun berhenti, kami istirahat sembari membuka ponco dan membakar sebatang rokok. Hanya ada 1 atau 2 rombongan pendaki yang papasan dengan kami, itu pun mereka ingin turun. Lagi enak - enak istirahat gue dan Dada mendengar sesuatu seperti gundukan tanah dan batu ditimpuk menuju ke arah kami

Grakkkk brukkkkkkkkkkkk

Dada langsung mengarahkan pandangannya ke gue, kita cuma saling tatap tanpa ada yang berani ngomong. Situasinya mulai bikin gue dan Dada makin ciut sendiri, sampai akhirnya kami memutuskan untuk kembali istirahat dan menenangkan pikiran sampai dengan adzan isya hahahahaha. Setelah waktu isya selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Gue dan Ono mulai berdiri tapi Dada diam sekaligus meringis kesakitan karena punggungnya terasa berat. Kita akhirnya memaksakan untuk jalan, lagi - lagi Dada mengeluh badannya lemas dan berat. Saat itu gue bingung harus bagaimana karena dia gak seperti biasanya, tepat saat itu juga ada beberapa pendaki yang lewat,

"ada apa mas?"

"mas di pos 4 ada warung buat istirahat gak ya?" tanya gue,

"wah gak ada mas, kamu kalau mau camp lanjut pos 5 aja. Pos 4 cuma ada papan tulisan seng doang dan kamu tau kan gak boleh camp di pos 4 mas"

Jelas memang udah harusnya gue bikin keputusan, kami pun berunding dengan opsi:

  • terus jalan menuju pos 4, sementara dari pos 4 satu orang akan menuju pos 5 untuk meminta bantuan kepada anak - anak
  • terus memaksa jalan dari pos 4 sampai pos 5, meskipun durasi akan sangat lama

Belum ada keputusan tiba - tiba Dada makin mengeluh kalau punggungnya berat dan doi udah payah banget buat jalan. Oke gue putuskan buat mundur turun ke pos 3! Lupakan sejenak tentang puncak dan kawan - kawan diatas, karena posisinya cuma gue, Ono dan Dada gue gak mau ambil resiko, sementara Ono juga mulai kewalahan. Setibanya di pos 3 kami mulai menyisir tempat, apakah masih ada lahan untuk kami mendirikan tenda? Ternyata tidak. Kami akhirnya tidur di warung dengan beralaskan matras, sarung dan sleeping bag. Sebelum tidur candra mengatakan ketika dia mencoba turun, punggung tidak lagi terasa berat, seperti biasa saja dan dia kembali tidak lemas aneh bukan?


Sabtu, 20 April 2019.

Pagi pun tiba, gue yang bangunnya paling akhir dari yang lain udah ditinggal mereka masak mie di tenda orang. Iyap! Di tas kita gak ada kompor, asem! Dada dan Ono numpang masak di tenda yang gue juga gatau itu tenda siapa, gue akhirnya membantu mereka untuk membereskan tempat karena pasti warung mau dipake oleh pemiliknya. Kami sarapan, minum hangat, merokok sampai tercetus ide untuk membuat bivak sementara (karena untuk pasang dan bongkar tenda akan makan waktu jika memang teman - teman di pos 5 berpapasan dengan kami). Gue berunding dengan yang lain dan mencoba untuk menunggu mereka yang dari pos 5 turun, pastinya kan kita akan bertemu di sini kan? Sayangnya, gue tidak melihat mereka. Satu persatu pendaki yang turun gue tanya, apakah melihat ciri - ciri rombongan gue? Mereka tidak tahu. Sampai dengan jam 15.00 gue belum melihat mereka turun. Melihat kondisi yang tidak kondusif, gue akhirnya membereskan bivak dan turun menuju basecamp.

Gue, Dada dan Ono tiba di basecamp pukul 19.00, gue menyalakan hp dan sial, El sms kalau rombongan semua drop. Gue diarahkan untuk melapor ke basecamp untuk meminta rescue karena Aca sakit. 

"Ul anak2 drop, tlg bgt minta bantuan si aca sakit"

Gue akhirnya ke basecamp bareng Dada, sementara Ono istirahat dan menjaga barang kami di rumah warga. Gue lapor kalau ada teman kami yang sakit di atas, selang beberapa menit gue melapor ada satu orang pendaki yang bilang kalau ada satu wanita yang sakit dengan kondisi kaki patah. 

kami panik.

Aapakah itu rombongan kami? Gue akhirnya menyanyakan ciri - cirinya bagaimana tapi jawabannya tidak jelas. Gue akhirnya sama Dada cuma bisa pasrah, malam itu ternyata banyak banget rombongan yang drop. Satu basarnas naik untuk resuce, satu lagi turun, satu naik lagi, begitu seterusnya. Gue akhirnya menunggu di perkebunan warga (lebih masuk ke dalam dari gapuran basecamp). Gue mencoba untuk menanyakan ke pendaki yang lewat apakah melihat rombongan gue? Tidak ada jawaban. Tiba - tiba satu tandu datang, tapi itu bukan Aca. Kami masih terus panik.

Gue dan Dada akhirnya menunggu kurang lebih satu jam, sampai akhirnya gue melihat Nawa dan Amel yang berjalan sedikit lari dan mengatakan kalau semuanya drop dan lemas. Mereka juga bilang kalau ada teman kita yang sakit, mereka lantas gue suruh untuk istirahat tapi mereka tidak mau. Akhirnya gue nekat untuk menyusul mereka dan ternyata papasan dengan Mamad. Ia naik ojek karena mau minta rescue, sementara gue sudah mintarescue untuk jemput Aca. AKhirnya Mamad turun dan menuju tempat istirahat bareng Nawa dan Amel. Gue dan Dada kembali menyusul yang lain dan mendapati Sapri yang sudah tergeletak di jembatan

"gue aus banget ul, yang laen di belakang drop semua" keluh Sapri.

Sementara Dada menolong Sapri, gue langsung menghampiri Bivak yang tidak jauh dari tempat gue menemukan Sapri. Bivak datang bersamaan dengan tandu kantong basarnas,

"ini siapa yang sakit?"

"Aca, ada yang masuk" jelas Bivak.

Jelas gue makin panik karena ini bukan sakit biasa, gue akhirnya membagi tugas dengan Dada. Dia mengurus anak - anak yang belum datang, sementara gue dan Bivak ikut membawa Aca ke basecamps.

Sampainya di basecamp, suasana tak kalah kacau. Sudah banyak orang - orang yang sebelumnya sakit juga sedang berkumpul, ditambah para pendaki yang sedang istirahat untuk naik esok pagi ataupun yang baru turun seperti gue. Aca mulai meracau, entah apa maksudnya kami juga tidak mengerti. Sementara yang lain istirahat di rumah warga yang tak jauh dari basecamp. Setelah hampir beberapa jam Aca pulih kembali, gile juga nih bocah. Akhirnya gue dan Aca memilih tidur di basecamp, sampai paginya karena gue gak kuat mau BAB, gue akhirnya cabut dari basecamp sembari bawa Aca yang masih setengah ngantuk. Sampai di penginapan gue melihat teman - teman gue masih tertidur, pastinya capek banget dan gak berekspektasi perjalanan kali ini akan menguras tenaga dan mental. Selagi anak - anak tidur gue pergi untuk BAB. Ah leganya.

Dari sini, balik lagi ya gue yang cerita bukan Maul muehehehe...

Kami akhirnya saling cerita kejadian apa aja yang dialami ketika pisah, mulai dari tas Sapri dan Ono yang tukeran dan berujung Sapri make baju Ono yang kegedean di pos 5. Kami yang mengira rombongan Maul dkk bawa kompor, ternyata mereka gak megang kompor (jadi mereka punya banyak logistik sementara gak punya kompor, nah rombongan gue kebalik), cerita Maul yang sebenarnya masih berani jalan ke pos 4 tapi banyak "tanda" yang diberikan supaya gak usah lanjut. Juga perkataan dia untuk "ngejaga kebersihan gunung Slamet" hmm. Pokoknya banyak banget cerita yang sebenernya gak bisa gue ceritain lebih lanjut karena menyangkut satu dan lain hal hehehe.

Mungkin ini pelajaran untuk kita semua untuk menahan ego masing - masing, bisa dimulai dengan tidak membuang sampah sembarang, menjaga omongan ketika mendaki gunung, menjaga etika ketika berada di alam bebas dan yang pasti, pulang ke rumah dengan selamat adalah tujuan dari setiap pendaki. Mungkin gue emang belum dapet izin nyampe ke puncak gunung Slamet, tapi lain waktu izinin gue ya!







Tamat.


NB: Gue memohon maaf untuk kesalahan - kesalahan yang ada di tulisan ini, ada beberapa keterangan waktu yang memang gak sinkron karena gue samar - samar ingetnya hehe tulisan ini gue dedikasikan untuk teman - teman seperjalanan gue (12 orang ngablu), karena tepat esok lusa merupakan satu tahun perjalanan kami. Isi dari tulisan ini murni dari gue dan Maul (samaran).

Comments

Popular Posts